Maaf

Bila anda membaca kata-kata di blog ini, bagaimana otak anda menerjemahkannya? Dapatkah anda temukan sosok penulisnya? Pribadi seperti apa? Kebiasaan seperti apa? Kegalauan; gelisah dan harapan seperti apa?

Kalau melihat gambar ini?

Apa yang ada dalam benak anda sekarang? Pribadi usil macam apa? Orang kurang kerjaan seperti apa? Pelamun seperti apa? Tukang khayal macam apa?

Silakan anda menerjemahkan saya, sekehendak anda. Bukan kuasa saya mengatur apa yang ada dalam benak anda. Hanya, bila boleh saya sarankan, alangkah akan sangat menyenangkan bila dari beberapa gambar, anda tidak menilai sebuah album.

saya hanyalah makhluk yang dengan inderanya berusaha menerjemahkan dunia, bukan sedang berusaha diterjemahkan

Menurut anda, apakah yang hari ini merupakan hukum alam, besok juga masih menjadi hukum alam? Bagaimana bila besok, tidak ada lagi gravitasi? Memang kita bisa belajar dari pengalaman, tapi mungkinkah menarik pengalaman dari hal yang baru terjadi besok?

Apa yang sedang anda baca sekarang ini, hanyalah proyeksi gelap terang layar monitor. Benar memang ada makna yang mungkin menyangkut dengan tidak sengaja di sana. Kata seorang teman, makna tidak tersaji di atas piring makan. Haruslah dicari, sepenuh hati, barulah makna akan ditemukan. Benarkah ditemukan? Bila di saat yang sama, orang lain justru mendapatkan onggokan sisa?

Pendapat saya, yang jarang benar ini mengatakan, silakan mengambil suatu kesimpulan. Ah, tapi saya teringat dengan seorang sahabat yang sangat pintar berkata, jangan berhenti dengan apa yang kita lihat, lanjutkan, dan mungkin ada makna lain yang belum nampak. Boleh juga, kesimpulan itu untuk anda sendiri, karena orang lain, barangkali melihat dari tempat yang tidak sama dengan anda. Akhirnya, tidak pernah ada kesimpulan, karena bukankah selalu berakhir dengan tanda tanya lagi?

Sejujurnya, saya sangat suka tertawa. Menertawakan apa saja yang layak dan tidak layak, yang sebenarnya tawa, tawa mencibir, tawa miris, atau tawa kesedihan. Jelas bukan malaikat, meski ada sebagian ide Tuhan yang dititipkan pada saya. Sebagian juga iblis, yang bergairah namun suka tertidur.

Sapalah saya dengan mesra, karena saya itu angkuh, dingin dan menyebalkan. Itu saja tidak cukup, karena saya juga bebal, keras kepala dan tidak indah. Sapalah saya dengan mesra, dan mari kita biarkan kehangatan, menghampiri ujung-ujung kuku.

Bila anda berkenan, peganglah tangan saya, dan bergandengan mari kita lihat senja dari puncak bukit. Mungkin anda akan melihatnya begitu indah, tapi saya akan mengartikan sebagai akhir dari cahaya, dan gelap meraja kemudian. Tidak masalah bukan? Karena kita melihat dengan cara yang berbeda. Namun bila anda tidak berkenan, silakan menepi, dan biarkan kami mandi cahaya senja, untuk terakhir kali, sekali saja.

Akhirnya, maaf karena saya tidak pernah bisa menjadi seperti apa yang anda harapkan. Seperti film ayat-ayat cinta, yang mungkin mengecewakan pembaca novel dan penikmat sinetron. Ijinkanlah saya merasakan, menikmati dan mengisi waktu, yang bahkan tidak pernah melipat itu.

Terima Kasih

Atau mungkin kita perlu kenalan ?

__________________________________________________________

Postingan ini didukung oleh :

1. Mbak Ayuk, untuk diterjemahkan dan menerjemahkan
2. Mas Deking, untuk jangan berhenti mencari makna
3. Mas Qzink, untuk manusia dan malaikat
4. Mbak May, untuk pertanyaan tentang diri yang masih digantung di awan, juga tentang makna

__________________________________________________________

Dan liburan, semoga tidak ada halangan untuk :

1. Tanggal 20 Maret 2008, bersama dengan Pak Sawali dan Pak Gempur
2. Tanggal 21 Maret 2008, bersama dengan Baginda Caplang di Borobudur
3. Tanggal 22 Maret 2008, bersama teman-teman CahAndong, ikut pasak bumi

Ada yang hendak turut ikut Paman ke kota? hihihi

« Nyanyian Diam Sendiri

Sisa »