Ksatria Berkuda Putih
Filed under: Sunyinya Waktu |
Mimpi hadir setiap waktu, tidur bukanlah prasarat agar mimpi datang. Detik demi detik, menit berganti menit, mimpi itu hadir, mewujud menjadi harapan dan cita-cita. Berjalan tak pernah ragu melangkahkan kaki, karena mengerti, bahwa mimpi kan selalu menemani. Meski kadang, bertanya-tanya dalam hati, kapankah mimpi akan hadir, menjadi nyata?
Debur ombak di pantai, kabut di pegunungan, angin bukit di lembah menjadi tempat bertanya. Gugusan gemintang, hangat mentari, lembut bulan, hanya berdiam diri. Ingin sekali disusuri sepanjang galaksi bima sakti, tuk temukan mimpi.
“Ksatria berkuda putih yang baik hati, kapankah kau menjemputku, menciumku dan kemudian membawaku berlari?”
Aku coba bertanya pada sungai, “Sungai, pernahkah kau mendengar berita tentang ksatria berkuda putih kekasihku itu?”. Sungai malah bergemericik, seakan menggodaku. Pindah ke laut, malah membusa, berbuih seakan tidak peduli. Di danau, ada dua ekor angsa putih yang sedang bercengkerama, memamerkan kemesraan mereka padaku. Ah! Gerimis.
Gerimis tidak menidurkan danau.
Hanya membuat cemara termangu.
Tidak bergoyang…
Tidak menangis…
Hanya sepi membasahi baju.
“Tolonglah aku danau, sejak lama kutermangu di tepimu. Menunggu-nunggu; menanti-nanti kapan dia kan datang? Termanguku di sini, seperti cemara, berkawan kabut dan lembab. Bila dia datang, ingin kuganti rindu yang basah ini, dengan goyangan. Seperti tarian teratai, di atas riak permukaanmu. Ingin kusambut dia, dengan tangisan; senandung rindu. Seperti rintihan kodok, menyambut hujan. Mungkinkah itu, danau?”
“Oya, bila tiba saatnya dia datang, kuingin kau membantuku cemara! Aku khawatir, tak mampu mulutku berkata-kata. Aku tidak gagu, tak juga bisu, angin. Tapi aku khawatir lidahku kelu. Bila dia datang di waktu siang, padamu mentari, kuingin kau memberikan hangatmu. Tatkala dia lupa waktu dan berkunjung malam, bolehkah bulan, kupinjam cantikmu?”
Sebelum mimpi yang tak kenal waktu ini datang, pernah satu ketika ksatria berkuda putih menghampiri, dalam sebenarnya mimpi. Mimpi di kala tidurku yang lelap, menjelang pagi yang dingin. Ketika lelah begitu berkuasa; begitu nyenyak, hingga aku tidak bisa membedakan mimpikah aku, atau ini kenyataan?
Pada sebuah padang yang luas, prairie tanpa nama, suku-suku Indian melakukan ritualnya dalam kemah-kemah berbentuk kerucut. Aku berjalan, di antara kemah-kemah itu, melihat nun di horizon, saat kau muncul sebagai titik yang kian besar. Tak lama waktu yang kau butuhkan untuk sampai ke tempatku. Mata itu, yah mata kuda itu mengingatkanku pada venus di waktu fajar, begitu cemerlang. Adapun penunggangnya, adalah matahari yang benderang.
Entah kekuatan apa yang menarikku, sehingga tak berapa lama, aku sudah duduk di pelana. Bila tak salah, engkau memang memintaku untuk pergi bersamamu, tapi aku tak benar-benar mendengar, terakhir yang kuingat hanyalah dukunganmu, saat aku kesulitan naik ke punggung kuda.
Ilalang bergoyang seirama dengan rerumputan. Angin, bertiup kencang di sekitar kuda yang laju kau larikan. Semerbak rerumputan menyatu dengan bau petualangmu yang kental, tidak harum, tapi khas, karena begitu jantan. Sejujurnya aku takut, lebih banyak ku pejamkan mata, merasakan hembusan nafasmu yang hangat di tengkukku, menjadi selingan di antara semilir angin. Aku tak kuasa untuk bergerak, selain karena takut, tanganmu juga membatasi gerakku. Tali kekang kuda, tergenggam erat di antara jemarimu, berlanjut ke lengan yang menempel di pingganggku, menyambung ke bahu, dan kemudian dada bidang yang menempel erat di punggunggku.
Debar itu, seperti gemuruh ada di dadamu, juga dadaku. Susah payah kuredam, seperti halnya kau. Begitu pelan, seperti laju kereta api kuno, debar kita menjadi seirama, dug…dug…dug…bersamaan; tetap, seperti metronome penjaga nada. Debar menjadi nada nadi, dan symphony desah begitu syahdu.
“Kau lihat sungai; danau dan rerumputan, Dinda? Menurutmu, mengapa begitu damai menunggu hujan?”
“Bolehkah, Dinda hanya mendengarkan saja, Kanda?”
“Hahaha…”
Aku benar-benar malu, sebenarnya aku tahu, bukankah mereka sedang menunggu? Sabar menunggu, dan cepat atau lambat hujan kan datang jua. Meski terkadang, rumput sudah meranggas, walau saat itu, danau sudah kering, tanpa air. Aku bersyukur karena dia berada di belakangku, sehingga rona merah di pipiku, pasti tak sempat menjadi perhatiannya.
“Malam selalu datang, bukan? Kenapa bumi tak pernah bosan menyambutnya, Dinda?”
“Apakah itu, bukan sesuatu yang wajar, Kanda? Memang selayaknya demikian bukan?”
“Bumi tahu, cinta matahari tak lekang oleh jarak. Cinta bumi dan matahari, adalah gravitasi; adalah tarik menarik, yang menjaga semesta. Tak lupa, karena malam, adalah kerinduan; adalah penantian, pada hangat pagi. Dan, maukah Dinda menungguku? Karena angin bukit kejayaan, telah memanggilku begitu lantang.”
Aku terbangun, karena sinar matahari pertama yang menjadi berkas di sesela kisi jendela. Saat kubuka, kulihat venus, sebagai bintang fajar. Mata kuda putih dari ksatriaku…
__________________________________________________________
Hanyalah coretan untuk Ina, karena mimpinya tentang ksatria berkuda putih. Quote puisi dan gambar juga miliknya. Demikianlah…
Jadi begitulah, saya hanya menuliskan kembali mimpinya Ina. Selanjutnya saya tidak akan menjawab komentar yang “mungkin” masuk. Biar kemudian, Ina yang akan memberikan jawaban atas mimpinya ini…
sukses ya Na
Vertamaaxxx . 😀
Makasih Paman. 🙂 Coretannya bagus banget. Mudah2an masih ada kuda putih yang tersisa buat pangeran saya.
*dongeng banget*
😀 *menerima tanggungjawab utk jawab comment*
Mengapa kudanya harus putih? Padahal “Red Hare” lebih keren… 😮
dan kapankah engkau akan menggemuruh bumi
menjemput putri impian yang menunggu dalam sunyi
wahai ksatria pengendali kalajengking?
ehm ini bukan mimpi basah kan?
ehm……… romantis sekalee…..
@ HARUHI-ism
Karena kuda putih keren aja dilihatnya. 🙂
cuma kl ada Kuda warna ungu sech lebih keren lagi.
*kidding*
@ edy
Bukan…!
*ketak2 edy* Ngeres aja pikiran na. 😛
@ itikkecil
*beri tepukan buat sang penulis*
Setuju…! si paman emang romantis.
how sweeeeeeeeet…
😳
tapi sepertinya lebih cocok kalo judulnya “Mimpi” 😀
imo lho…
*glek*
*ngiler.com*
ah, akupun tak masalah andai kuda itu diganti dengan motor Tiger…
😳
@ chiw
makasih saya memang sweet. *Gggrrrrrrrrr*
masalah judul tanyakan langsung pada penulis na.
😀 giler ama dada bidang apa ama dada ayam,chiw?
Motor Tiger sapa yg mo diembat???
*chiw matre*
#Ina
bukan kamu Na… aku yang soswit 😳
yang dimaksud Tiger itu yang ini lho Na…
😳
@ chiw yg sokswit *yakz..*
Yach udah ambil enaknya aja. Ina dan Chiw emang swittt..switt…! *lho kok siul*
Hayah…ke si Mister Farid toch nyambungnya.
Wakakakkakakakakakaka….
hmmm… serasa baca HC Andersen tapi dengan gaya bahasa yang lebih mendayu-dayu 😀
top paman..
ksatria berkuda putih? mudah2an saja ina dapat mewujudkan mimpi2nya itu, hehehehe 😆 semoga memang ada seorang ksatria semacam itu. dari namanya menyiratkan bahwa sang ksatria itu benr2 berjiwa putih yang sanggup menyelamatkan dunia dari keserakahan orang2 berwatak jahat.
@ kabarihari
Emang paman yg satu ini T.O.P. B.G.T.
*nerima sogokan duit dr paman krn abis muji2*
@ P. Sawali
kl tipe-tipenya macam itu pak…itu artinya Mas Gatotkaca dong…soalnya pake acara menyelamatkan dr org2 jahat segala. Mas Gatot nya disuruh naik kuda putih nga usah terbang. 😀 *OOT*
Makasih pak…mohon doanya. *tirakatan*
Hwadoh, kalo pangerannya ga kebagian kuda, ganti sama jaguar atau kijang aja bagaimana, Na??
terdampar gara2 ina..
*gubrak*
eh baru ngeh kalo ina semua yang jawab komen di postingan ini..
*bingung*
blog sapa coba?? 😀 😀
ina… aku lah pangeran berkuda putih itu…. *karena gak bisa nyetir mobil, kikiki*
Begitu banyak istilah, begitu banyak kosakata indah ditata menjadi sebuah bahasa yang sangat melenakan. Saking terlenanya gw sampai gagal menangkap intisarinya dalam sekali baca. Deskripsi yang dahsyat dan melompat-lompat (seperti juga mimpi) ngebuat gw fokus menikmati kalimat demi kalimat sambil bergumam, “Sadis ni orang yang nulis! Orang seperti apa yang punya otak, indera, rasa, dan imajinasi seperti ini?”
Salah satu masterpiece lo, bro. Tapi ya itu tadi, gw harus baca dua kali supaya bisa menyerap maknanya.
Ah, hebat! It’s really your style
wah bagus sekali…kapan saya bisa nulis indah begini yak?
apakah ksatria berkuda putih itu dikau paman goop, dan adindanya ina…wallahu a’lam bissawab..semoga kalian berjodoh 😀
*baca komen daeng*
mhuahuahuahua… 😆
yah, seandainya memang begitu takdirnya, gw juga turut berbahagia 😆
siapapun, selalu punya impian tersendiri ttg pangeran berkuda putih. tetapi pangeran berkuda putih ataupun tidak, bukan tentang orang yang tepat atau tidak melainkan menciptakan hubungan yang tepat, ah demikianlah definisi saya ttg pasangan hidup itu paman 😉
Ciie… Jadi kapan undangannya?
*ditabok*
hooo gosyip baru neh…
*cekikikan di ym*
@ qzink666
Jaguarrr…!!! *ngiler*
mau dech nga papa. 😆
@ rara
:d makasih dah mau mendampar diri disini.
baru nyadar yach 😆 *cek BTS na Kak rara* Wah..emang ERROR..!
@ Dimas
Pangeran Dimas… Kok nga ada pantes2nya yach??
😆 *ditabok Dimas*
@ tukang
minyakkopi😆 pujiannya akan disampaikan pada sang penulis.
silahkan ambil hadiah anda di kantor pos terdekat.
wkwkwkwkw….
@ unai
:d
@ daeng limpo
*kitik2 daeng*
wah…no comment…! no comment..!
*tertunduk dan tersipu malu*
*gubrakz*
@ tukang
minyakkopi*bekap Yudis pake lakban*
👿
@ aprikot
saya setuju
@ ygbarucalonorangtenarsert
nunggu undangan dari kamu dulu aja han.
😀 *lirik2 sang jendral*
@ edy
Biang gosip murahan….!
*tendang edy ampe ke pluto*
Hmmm… sejak kapan simbok venus jadi pangeran?
*ngloyor…
*bengong baca untaian kata yg indah*
*ngakak baca komen yg masuk*
kenapa nggak uncle aja yg jadi ksatria berkuda nya mbak INa??
kok jauh2 nunggu yg lain ?? 😀
Saya jadi ingat lagu .. Oh (n) INA ni keke .. nya lagu Sulawesi Utara ..
wheh… meskipun sayah jadi bingung ini blog punyak siapa, atau malah Paman Goop udah sukses operasi ganti kelaminnya, saya sing asik2 saja dijadiin tema postingan…
ternyata nggak ada ruginya ya, sayah jadi ksatria baja… eh, ksatria berkuda putih…
kadang lebih enak menikmati mimpi daripada mimpi yang telah jadi kenyataan . 🙂
ada apa ini pakdhe ?
@ Nazieb.
Sejak Zaman dahulu kala.
@ masmoemet
@ dobelden
*no comment*
*siul siul*
*nunggu klarifikasi dr Paman*
@ erander
wah….lagu kebangsaan saya tuch. 😆
Wakakakkaka….
@ khofia
*ngakak ampe sakit perut*
bayangin paman ganti kelamin. *OMG*
@ regsa
*serahkan mic ke pakde*
😀
yup, saya mimpi kstaria berkuda putih datang dari surga membasmi para tikus got dan memberesi persoalan negeri dongeng ini… yang tak kunjung didera gagal panen kemakmuran dan kebahagiaan…
paman mimpi sama bunda ina…
saya ndak diajak…
bunda…
jahat..
@ ghofur
🙂 Mudah2an ada ksatria tsb ada dan bukan hanya mimpi.
@ Moerz yg ganteng
Yach ada yg ngambek nie.
*sogok moerz pake permen dan duit 50 rb*
*sayang2 moerz*
Jadi di sini bisa pesan untuk dibuatkan postingan ya? Sangsi deh kalau aku yang memimpikan bidadari berselendang ungu Uncle Goop mau menuliskan.
Jadi, sampai di mana gosipnya?
yah, hari gini pangeran berkuda putih???!
mending nyari pangeran ber-Mercy putih deh..
*semangatin mbak Ina*
Ai… kata2nya indah nian….
Inaku tersayang hari ini sudah menjadi ksatria berkuda putih…
selamat berjuang untuk kawan2 di sana. dan terutama untuk Inaku tercinta.
*peluk2 Ina*
@ Moh Arif Widarto
*siap nerima pesanan*
😀 mo pesan postingan apa?
@ dEEt
Kl itu mau juga deet. 😀 alias nga nolak sama sekali.
cariin dong…! *keliatan matre*
😀
@ Mbak hanna ku sayang
😀
Makasih mbak…!
*peluk2 mbak hanna*
Cepat sembuh yach mbak.
wah, agak terlambat aku tiba di sini. tapi, demikianlah, keindahan itu akan senantiasa menghunus laut, bahkan lebih tajam bagi mereka yang selalu datang terlambat. salam hangat bah!
dulu sekali, saya kerap bermimpi tentang ksatria berkuda putih seperti yang ada di komik alpen rose itu, beberapa kali saya pikir saya menemukan ksatria2 itu, but then reality bites. Life become bitter, dan saya mulai enggan bermimpi,sampai saya lupa untuk bermimpi pada akhirnya. Dan sekarang saya lebih suka menunggu tukang kebun yg dtg hanya dengan kakinya dan instead of puri kaca saya lebih memilih rumah sederhana dengan taman bunga didepannya, sepertinya lebih realistic buat saya ketimbang ksatria berkuda putih, berwajah tampan yang hanya menghendaki saya sebagai penghias puri kacanya yang sudah dipenuhi dengan sekian putri pilihan..
kok jadi pait bgt ya komen ini..hehe..bagaimanapun, jangan berhenti bermimpi dan berharap..
jeng pinjem yak kalimatnya, bakal ngerayu bini ane d rumah entar malem
*siyul-siyul
kuda putih, ksatria, bintang jatuh…. demikianlah, saya pernah juga meninabobokan seorang putri dengan dongeng itu.
salam kenal, mas!
paman goop, tar kalo Ndutz mimpi Ndutz crta yuh ke paman, tar buatin jg dongeng sblm bubu kyk mbak Ina ntuh….yuh….
*syape lu????!!!!!!!!!!!!
hahahaha
wah..bermanfaat bgt.
kren,kren!
lam knal yo
Hohohoho…kuda futih ya?
kalo si nyonyah saia, mimfinya bukan ksatria berkuda futih, tafi cowo gaul bermotor CBR…….
dan yang jelas itu bukan saia…
*ndak funya motor*
jahh..malah curhadh.
ko ya saia jadi curhadh, eh?
btw, deskripsi ceritanya mbikin saia inget novel Lord Of The Rings, mungkin karena suasana alamnya yak?
@ Panda
lebih baik terlambat daripada nga sama sekali,Panda.
@ stey
😦 hiks…
harapan itu masih ada kok. manusia yg hidup tanpa harapan itu berarti dia udah mati.
@ detnot
Silakan…! semoga sukses rayuannya.
*H2C*
@ zen
Seorang putri itu pasti bukan saya.
*dilempar kaleng bekas*
Salamkenal juga.
@ AngelNdutz
Wah…ada calon pasien baru nie…!
Ndutz datang pada org yg tepat.
*ngasih nomor antrian*
😀
@ celo
salam kenal. *mewakili siempunya blog*
@ Hoek
Curhatan kamu, saya tampung bro.
😀
suasana alam yg dongen banget yach.
kangen ama yg gituan…soalnya dunia ini sdh terlalu bising.
@ Buat yang punya blog ini.
Tugas saya kapan berakhirnya????
nga ada postingan baru yach…kok betah amat pajang postingan ini.
*mulai mencium indikasi gosip-gosip dikalangan para pencari gosip*
Mas….update dong…!!!!!!!!!!!!!!!!! *teriakan memelas*
[…] Mimpi yang aku ceritakan padamu itu adalah mimpi masa kanak-kanakku yang sampai saat ini masih membekas di ingatan. Dan terkadangpun masih menjadi impian dalam usiaku saat ini yang sudah harus menatap realita. […]
Romantisna…… 🙂
Anyway, bener nich gosipnya?
*tersesat*
ada rara sama ina
woyyyy.. jalan pulang lewat mana?
masa mesti nyari lewat mimpi
*komen nda OOt amat, seridaknya nyambung di kata mimpi 😀
Ehem.. ehem…
Saya ndak mau berghibah…
Tapi sepertinya…
Paman sama mbak ina…
emm… emm…
Ah, sudahlah…
hehe….
Kan cuma di mimpi doang…
oh, kalau Ksatriaku sedang bertempur dengan pedangnya, tanpa kuda putih
wah… om goop bisa gayeng gitu ya nggambarin mimpi nya mbak ina…
top om…
@ Anna
Nga benar…! *klarifikasi
Namanya juga gosip, digosok makin sip.
😀
@ na
*tendang nanie*
ribut kok dirumah orang.
Hush…! *usir nanie pulang*
@ Gie
*bekap gie pake duit 50 rb*
@ lisa
😀 wih…serunya.
@ ulan
😀 top markotop buat si om.
** Comment closed, try another time**
Kaloooo saya pilih the man with iron horse yang macho2 itu…. hehehe, brumbrum…. ngoenggg…. begitu kira2 bunyinya…. hehehe
Goop:::
eh… saya pake kuda besi git 😳
dan ko bunyinya seperti itu yak hihi 😆