Ku Mencintaimu

Sebuah pesan singkat, demikian bacaanya :

…mmm mgkn ga ya, klo qt dtakdirkan brsama lagi??….

Sebuah pesan lain via YM, demikianlah bila dibaca :

…bunga : bunga tak kan biarkan abang bersama dengan perempuan2 lain!…

Dua pesan yang ditulis oleh dua orang wanita yang berbeda, tak perlu penjelasan lebih lanjut bukan siapa mereka ini?? (Oiya bunga itu bukan nama sebenarnya). Wah puyeng saya, ya karena dua pesan agak gaswat ituh, juga karena postingan ini. Yakin masih ingin terus membaca??

Ijinkan sekali waktu saya sedikit mellow kawan, dan silakan dinikmati beberapa cuplikan adegan dari dua buah cerita dari karya Kho Ping Hoo berikut ini.

Cerita Mutiara Hitam, setelah lamaran Tang Hauw Lam diterima oleh Kam Kwi Lan si Mutiara Hitam

Kwi Lan menggigit bibir, lalu meng­angguk! Hauw Lam saking girangnya hanya melongo! “Tapi terus terang saja, biarpun aku suka menjadi isterimu, aku tidak cinta padamu, Berandal!”

Luar biasa percakapan antara dua orang muda ini. Di depan begitu banyak orang bicara tentang cinta seperti orang bicara tentang pakaian atau topi saja! Mereka kecelik kalau mengira Hauw Lam terpukul oleh pengakuan ini. Sama sekali tidak, ia menjawab dengan suara sewajarnya.

“Orang macam aku mana boleh banyak mengharap? Aku mencintamu bukan karena ingin kaucinta. Aku mencintamu karena ingin melihat kau bahagia, ingin membikin hidupmu cemerlang penuh kegembiraan. Aku ingin seperti matahari, memberi penerangan dan kehangatan kepadamu tanpa mengharap kauingat atau cinta padaku. Aku ingin menjadi suamimu agar aku dapat selalu menjagamu, melindungimu, menghiburmu, melihat engkau bahagia, karena kebahagiaanmulah yang menjadi dasar kebahagiaanku.” Hebat pengakuan ini, dalam hati mereka yang jatuh cinta merupakan sindiran dan petuah yang amat menusuk hati. Memang sebagian besar orang muda kalau bercinta terlalu egois, hanya ingin meminta, meminta dan meminta. Minta dicinta, minta diperhatikan, minta dimanja. Lupa untuk memberi! Cinta itu adalah kasih sayang. Cinta itu sifatnya memberi, bukan meminta. Cinta yang meminta itu bukan mencinta orang lain namanya, melainkan mencinta diri sendiri terdorong hasrat ingin memiliki, ingin memonopoli dia yang dicinta. Cinta macam ini seperti cinta akan benda yang indah.

“Kalau aku kelak meninggalkanmu?”

“Engkau takkan meninggalkan aku tanpa sebab, karena aku akan selalu berusaha menyenangkan hatimu, tak usah kautinggal, kau minta saja aku pergi sendiri.”

“Kalau aku mati?”

“Aku akan ikut! Aku takut kau di sana akan kesepian dan susah….”

Cerita Istana Pulau Es, Setelah pernyataan cinta Yu Goan kepada Siauw Bwee dan ditolak. Yu Goan pun menangis dan berikut percakapan keduanya :

Siauw Bwee mengguncang kedua lengan pemuda itu. “Yu-twako! Engkau mengatakan bahwa engkau cinta kepadaku, akan tetapi kalau ternyata bahwa engkau menderita batin karena aku tidak bisa membalas cintamu, berarti bahwa engkau bukan mencinta aku melainkan mencinta dirimu sendiri!”

Yu Goan mengangkat mukanya yang basah air mata, memandang terbelalak. “Apa maksudmu, Bwee-moi?”

“Di balik cintamu itu tersembunyi nafsu mementingkan diri sendiri, tersembunyi keinginan untuk menyenangkan diri sendiri, kau ingin dicinta, ingin memiliki, itu bukanlah cinta sejati, Twako, melainkan cinta diri yang bergelimang nafsu. Karena di balik cintamu bersembunyi hal-hal itulah maka engkau menjadi berduka dengan merasa sengsara ketika mendengar bahwa aku tidak dapat membalas cintamu! Renungkanlah, Twako, siapakah yang kaucinta itu? Aku ataukah dirimu sendiri?”

Apakah ada yang pening?? Maafkan bila ada yang tidak mengerti apa yang tertulis, namun lepas dari itu semua semoga maksud yang terkandung bisa tersampaikan. Bila saya tidak salah paling tidak ada beberapa hal yang bisa digaris bawahi diantaranya beda cinta sejati dan cinta diri sendiri.

Ternyata cinta sejati sukar juga ya, alih-alih kita melakukan cinta sejati justru cinta diri sendirilah yang terjadi. Menjadi matahari sungguhlah sukar, betapa tidak selalu memberi, menyinari membawa kegembiraan dan kehangatan. Sementara balasan dari itu semua, laksana jauh panggang dari pada api. Dalam A Brief History of Time, Stephen Hawking menceritakan bahwa matahari dan semua bintang yang sekarang ada akan berubah menjadi panda merah, kurcaci putih dan kemudian akan bertransformasi menjadi black hole.

Jadi selepas memberikan kehangatan, matahari bergerak dalam perubahannya menjadi penghisap semua, ah betapa mengharukan. Itukah yang akan terjadi pada para pencinta?? Semoga saja tidak…

Sementara itu, dalam sebuah lagunya Ebiet G Ade mengilustrasikan seperti ini :

Ada yang tak mampu kulupa
Bulu lembut di keningmu
Yang meremang kala ku kecup
Dan ketika kusibak rambutmu

Ada yang tak hendak kubuang
Serangkaian kenang-kenangan
Yang tergambar di gelap malam
Dan tersimpan di pucuk daunan

Langit di atas simpang jalan
Menemaniku bernyanyi
Bagai gejolak pohonan runtuh
Bersama gitar bersama sepi
Bersama luka dan cinta
Aku masih sempat bernyanyi lagi

Ada yang mesti kupikir lagi
Melepas dendam dan sakit hati
Dan berjuang membendung benci
Tuhan jagalah tanganku ini

Kiranya belum lengkap bila belum menyebutkan Goenawan Muhammad yang bertutur :

”Dan nostalgia, tak pernah berasal dari kebencian, ia menggerakkan kembali sesuatu yang hangat, sayu, berarti seperti cinta lama”

Saya merasa seperti koma. Bila koma bersijingkat dan menari-nari membagi kata menjadikan kalimat bermaksud dan mengandung makna. Adalah saya, juga berjingkat dan menari diantara nostalgia dan kekinian, mencoba merangkai kisah yang semoga indah, Amien…

Ah ya, bagaimana dengan anda??

« Memaknai Mudik

Gerimis Mengundang »